Cover
Zacznij teraz za darmo TOPIK 2 - TEORI-TEORI ETIKA.pdf
Summary
# Pengenalan kepada teori etika
Bab ini memperkenalkan pelbagai jenis teori etika, baik yang klasik maupun moden, beserta latar belakang pengenalannya, serta menjelaskan aplikasinya dalam kehidupan seharian [1](#page=1).
### 1.1 Definisi dan latar belakang teori etika
Teori etika merupakan kerangka kerja yang membantu dalam memahami dan menjelaskan konsep moral, kebaikan, dan keburukan dalam tindakan manusia. Pengenalan teori-teori ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang mendalam mengenai berbagai pendekatan dalam menilai perilaku etis [1](#page=1).
### 1.2 Klasifikasi teori etika
Teori etika secara umum dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori utama: teori etika klasik dan teori etika moden [1](#page=1) [2](#page=2).
#### 1.2.1 Teori etika klasik
Teori etika klasik yang utama meliputi Teori Kebaikan dan Teori Teleologi [2](#page=2).
##### 1.2.1.1 Teori kebaikan
Teori Kebaikan, yang dikembangkan oleh Aristoteles, menekankan pentingnya membangun keunggulan atau kebajikan (kebaikan) sebagai cara untuk mewujudkan perilaku yang beretika. Aristoteles, yang membangun pemikiran Socrates dan Plato, menganggap etika dan politik sebagai bidang yang saling berkaitan; etika berfokus pada kebaikan individu, sementara politik berkaitan dengan kebaikan dan efisiensi administrasi negara. Beliau berpendapat bahwa kebajikan adalah sesuatu yang praktis untuk dilakukan dan diamalkan oleh manusia, dan tujuan etika adalah untuk menjadikan manusia lebih baik. Seseorang yang memiliki karakter yang baik dan unggul, menurut Aristoteles, akan mampu melakukan tindakan yang benar pada waktu yang tepat dan dengan cara yang dibenarkan [3](#page=3).
##### 1.2.1.2 Teori teleologi
[ ] - Teori Teleologi merupakan salah satu teori etika klasik utama. (Detail lebih lanjut tidak tersedia dalam halaman yang diberikan.) [2](#page=2).
#### 1.2.2 Teori etika moden
Teori etika moden yang utama meliputi Teori Deontologi, Teori Keadilan, dan Teori Hak Asasi Manusia [2](#page=2).
##### 1.2.2.1 Teori deontologi
[ ] - Teori Deontologi merupakan salah satu teori etika moden utama. (Detail lebih lanjut tidak tersedia dalam halaman yang diberikan.) [2](#page=2).
##### 1.2.2.2 Teori keadilan
[ ] - Teori Keadilan merupakan salah satu teori etika moden utama. (Detail lebih lanjut tidak tersedia dalam halaman yang diberikan.) [2](#page=2).
##### 1.2.2.3 Teori hak asasi manusia
[ ] - Teori Hak Asasi Manusia merupakan salah satu teori etika moden utama. (Detail lebih lanjut tidak tersedia dalam halaman yang diberikan.) [2](#page=2).
### 1.3 Aplikasi teori etika dalam kehidupan
Teori-teori etika klasik dan moden memiliki kegunaan dalam kehidupan sehari-hari. (Detail lebih lanjut mengenai aplikasi spesifik tidak tersedia dalam halaman yang diberikan.) [1](#page=1).
---
# Teori etika klasik
Teori etika klasik berfokus pada pemahaman tentang bagaimana individu dapat menjalani kehidupan yang baik dan bagaimana tindakan dinilai berdasarkan tujuan atau konsekuensinya [3](#page=3) [5](#page=5).
### 2.1 Teori kebaikan (Aristotle)
Aristotle, yang membangunkan pemikiran dari Socrates dan Plato, menganggap etika dan politik sebagai bidang yang saling berkaitan. Etika berfokus pada kebaikan individu, sementara politik menyoroti kebaikan dan efisiensi negara. Beliau menekankan pentingnya mengembangkan keunggulan atau kebajikan sebagai cara untuk menciptakan perilaku etis. Seseorang yang memiliki karakter yang baik dan unggul akan secara alami melakukan hal yang benar, pada waktu yang tepat, dan dengan cara yang dibenarkan. Kebajikan menurut Aristotle adalah sesuatu yang praktis untuk dilakukan dan diamalkan oleh manusia, dan etika bertujuan untuk membuat manusia menjadi lebih baik [3](#page=3).
#### 2.1.1 Perspektif etika Aristotle
Aristotle menguraikan kebajikan moral dari empat perspektif utama [4](#page=4):
1. **Empat kebajikan utama:**
* Kebijaksanaan [4](#page=4).
* Kawalan kendiri (mengamalkan kesederhanaan) [4](#page=4).
* Keberanian [4](#page=4).
* Keadilan [4](#page=4).
2. **Kebaikan dalam konteks hubungan dengan orang lain:**
* Berlaku adil [4](#page=4).
* Pilihan di tangan mereka [4](#page=4).
* Berlaku adil - buat salah terima hukuman terhadap apa yang telah dilakukan [4](#page=4).
* Keadilan umum [4](#page=4).
* Keadilan khusus [4](#page=4).
3. **Pencapaian terbaik sebagai manusia dalam pelbagai aspek:**
* Berjiwa hebat [4](#page=4).
* Mempunyai ciri mulia, sahsiah yang baik, manusia budiman [4](#page=4).
4. **Kemuncak kebaikan:**
* Terhasil dari sikap seseorang untuk berkelakuan baik sama ada kesan dari pendidikan yang diterima atau perlakuan semulajadi [4](#page=4).
> **Tip:** Perlu diingat bahawa kebaikan dalam falsafah Aristotle bukanlah sekadar sifat pasif, tetapi merupakan sifat aktif yang dikembangkan melalui latihan dan pembiasaan [3](#page=3).
### 2.2 Teori teleologi
Teori teleologi berasal dari kata Yunani 'telos' yang berarti tujuan atau akibat, dan 'logos' yang berarti sebab, keterangan, atau penjelasan. Teori ini menekankan hasil atau konsekuensi dari tindakan yang dilakukan seseorang. Jika suatu tindakan menghasilkan konsekuensi yang baik, maka tindakan tersebut dibenarkan dan dianggap benar serta bermoral. Oleh karena itu, seseorang seharusnya mengevaluasi hasil atau dampak dari suatu tindakan, baik bagi diri sendiri maupun orang lain [5](#page=5).
> **Contoh:** Memberi derma kepada pengemis dinilai sebagai tindakan etis karena membawa kebaikan [5](#page=5).
> **Tip:** Teori teleologi berfokus pada *apa yang terjadi setelah* suatu tindakan, bukan pada tindakan itu sendiri atau niat di baliknya [5](#page=5).
#### 2.2.1 Aliran pemikiran dalam Teori Teleologi
Teori teleologi memiliki dua aliran pemikiran utama [7](#page=7):
1. **Aliran Egoisme:**
* Berpendapat bahwa individu harus melakukan tindakan yang memberikan kebahagiaan atau manfaat maksimum bagi dirinya sendiri [7](#page=7).
* Aliran ini cenderung mengabaikan kepentingan pihak lain dan sangat fokus pada konsekuensi bagi diri sendiri [7](#page=7).
2. **Aliran Utilitarianisme:**
* Berpegang pada prinsip bahwa individu harus melakukan tindakan yang memberikan kebahagiaan atau konsekuensi baik bagi jumlah orang terbanyak [7](#page=7).
* Fokusnya tidak terbatas pada diri individu itu sendiri, melainkan pada kesejahteraan kolektif [7](#page=7).
#### 2.2.2 Tokoh-tokoh penting dalam Utilitarianisme
Dua tokoh sentral dalam pengembangan utilitarianisme adalah:
* **Jeremy Bentham (1748 - 1832):**
* Teorinya lahir sebagai reaksi terhadap masalah ketidakadilan dan penderitaan masyarakat akibat revolusi industri di Eropa pada abad ke-18 dan ke-19 [8](#page=8).
* **John Stuart Mill (1806 - 1873):**
* Melalui karyanya 'Utilitarianism', ia mengangkat teori ini ke tingkat yang lebih tinggi dan menyebarkannya secara luas [8](#page=8).
* Utilitarianisme sering dikaitkan dengan konsep memaksimalkan kebaikan dan kebahagiaan bagi sebanyak mungkin orang [8](#page=8).
#### 2.2.3 Aliran pemikiran tambahan terhadap Utilitarianisme
Terdapat dua aliran pemikiran tambahan dalam utilitarianisme [9](#page=9):
1. **Utilitarianisme Tindakan (Act Utilitarianism):**
* Berdasarkan pada tindakan spesifik [9](#page=9).
* Menyatakan bahwa suatu tindakan dibenarkan jika menghasilkan konsekuensi baik yang lebih besar daripada konsekuensi buruk [9](#page=9).
* > **Contoh:** Mencuri sebuku roti untuk memberi makan seseorang yang lapar lebih dibenarkan daripada membiarkan pengemis kelaparan [9](#page=9).
2. **Utilitarianisme Peraturan (Rule Utilitarianism):**
* Berdasarkan pada peraturan [9](#page=9).
* Suatu tindakan harus tidak bertentangan dengan peraturan yang ada dalam masyarakat atau negara, tanpa memandang apakah tindakan tersebut menghasilkan kebaikan yang lebih besar daripada keburukan [9](#page=9).
* > **Contoh:** Tindakan rasuah, baik dalam jumlah kecil maupun besar, tetap salah karena merusak sistem nilai [9](#page=9).
* Aliran ini pada akhirnya berkembang menjadi Teori Deontologi [9](#page=9).
---
# Teori etika moden
Teori etika moden merangkumi pelbagai pendekatan falsafah yang berusaha memahami dan menghuraikan konsep moraliti dan tindakan yang betul. Tiga teori utama yang dibincangkan ialah Teori Deontologi (terutamanya pandangan Kant), Teori Keadilan (John Rawls), dan Teori Hak Asasi (John Locke) [10](#page=10).
### 3.1 Teori deontologi
Teori deontologi berasal dari perkataan Yunani 'deontos' yang bermaksud 'wajib'. Teori ini menekankan kewajipan atau tugas individu dalam melakukan sesuatu tindakan, berbanding dengan kesan atau akibat daripada tindakan tersebut [11](#page=11).
#### 3.1.1 Pandangan Immanuel Kant
Immanuel Kant berpendapat bahawa beberapa tindakan adalah wajar dilakukan oleh seseorang, sementara yang lain tidak. Namun, yang terpenting ialah tindakan tersebut dilakukan berdasarkan motif individu dalam memenuhi tanggungjawabnya. Kant mencadangkan bahawa seseorang perlu memberikan keutamaan terhadap sesuatu perkara sehingga tindakan individu selaras dengan undang-undang sejagat. Contohnya ialah prinsip janji harus ditepati, yang diterima pakai di seluruh dunia [11](#page=11).
> **Tip:** Teori deontologi berfokus pada niat di sebalik sesuatu tindakan dan sama ada tindakan itu mematuhi prinsip moral universal, bukan pada hasil akhir tindakan tersebut.
##### 3.1.1.1 Kelemahan teori deontologi
Teori deontologi mempunyai beberapa kelemahan yang ketara:
* **Kurang jelas sempadan prinsip kebaikan sejagat:** Teori ini tidak menyediakan garis panduan yang jelas mengenai bagaimana prinsip kebaikan sejagat harus dilaksanakan [12](#page=12).
* **Tiada panduan keutamaan:** Ia gagal memberikan panduan yang jelas mengenai cara menentukan keutamaan dalam sesuatu situasi dan bagaimana untuk melaksanakannya [12](#page=12).
* **Ambiguiti moral:** Teori ini agak kabur dalam menentukan tindakan mana yang dianggap bermoral atau tidak bermoral [12](#page=12).
* **Konflik prinsip dan tanggungjawab:** Teori deontologi kurang memberikan panduan dalam menangani konflik antara prinsip moral dan tanggungjawab, seperti dalam kes individu yang perlu memilih antara menjaga kesihatan diri (prinsip kualiti kehidupan) atau mematuhi arahan ibu (perlindungan kehidupan keluarga). Teori ini tidak menawarkan penyelesaian jelas bagaimana membuat keputusan dalam situasi konflik kewajipan [12](#page=12) [13](#page=13).
> **Example:** Seorang pelajar mempunyai peperiksaan penting esok hari, tetapi ayahnya jatuh sakit. Pelajar itu perlu memilih antara belajar untuk peperiksaan (tanggungjawab akademik) dan menjaga ayahnya (tanggungjawab keluarga). Teori deontologi tidak menyediakan kaedah yang jelas untuk menyelesaikan konflik kewajipan ini [13](#page=13).
### 3.2 Teori keadilan
John Rawls, dalam karyanya pada tahun 1971, menerangkan konsep sistem keadilan sosial dengan mentakrifkan keadilan sebagai kesaksamaan. Menurut Rawls, institusi sosial seharusnya dibangunkan sedemikian rupa agar tidak meminggirkan kepentingan masyarakat hanya demi menjaga kepentingan sekelompok individu [14](#page=14).
> **Tip:** Rawls menekankan kepentingan keadilan dalam pembentukan masyarakat dan cadangannya mengenai "tabir ketidaktahuan" (veil of ignorance) adalah kunci untuk memahami bagaimana prinsip keadilan boleh dibentuk secara objektif.
> **Example:** Bayangkan sekeping kek yang perlu dikongsi di kalangan beberapa orang. Individu yang diberi tanggungjawab memotong kek tersebut harus menerima potongan kek terakhir. Ini akan mendorong pemotong kek untuk memastikan setiap potongan adalah sama besar, kerana beliau sendiri akan menerima saiz potongan yang sama dengan orang lain. Prinsip ini menekankan bahawa mereka yang mempunyai kuasa untuk membahagikan sumber patut mendapat bahagian terakhir, untuk memastikan kesaksamaan dalam pembahagian [14](#page=14).
### 3.3 Teori hak asasi
John Locke (1632–1704) adalah seorang ahli falsafah Barat terkemuka yang menyumbang kepada etika hak asasi manusia. Locke percaya bahawa manusia mempunyai hak asasi semula jadi terhadap kehidupan, kebebasan, dan harta benda [15](#page=15).
> **Tip:** Teori hak asasi menekankan nilai intrinsik setiap individu dan hak-hak yang tidak boleh dilucutkan.
Idea etika hak asasi Locke telah memberi pengaruh besar kepada masyarakat Barat, bahkan dikatakan menyumbang kepada kebangkitan rakyat yang mempengaruhi Perang Revolusi Amerika pada abad ke-18. Locke menggariskan tiga teras utama hak asasi manusia [15](#page=15):
1. **Kehidupan:** Setiap manusia berhak untuk hidup [15](#page=15).
2. **Kebebasan:** Semua manusia berhak untuk melakukan apa sahaja selagi ia tidak melanggar hak hidup orang lain [15](#page=15).
3. **Harta:** Setiap manusia berhak untuk memiliki harta dan kekayaan, asalkan ia tidak bertentangan dengan hak kehidupan dan kebebasan [15](#page=15).
Pemikiran Locke mengenai etika berasaskan hak asasi ini telah banyak mempengaruhi budaya dan cara hidup di kebanyakan negara demokrasi moden hari ini [15](#page=15).
---
# Kegunaan teori etika dalam kehidupan
Teori-teori etika memiliki kegunaan fundamental dalam kehidupan manusia sebagai panduan dalam menavigasi kompleksitas moral [16](#page=16).
### 4.1 Menyelesaikan dilema etika
Teori etika menyediakan kerangka kerja yang terstruktur untuk menganalisis dan menyelesaikan dilema etika yang sering dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menerapkan prinsip-prinsip dari berbagai teori etika, individu dapat mengevaluasi berbagai pilihan tindakan dan dampaknya secara lebih objektif [16](#page=16).
### 4.2 Mengenalpasti tanggungjawab etika
Teori-teori etika membantu dalam mengidentifikasi dan memahami tanggung jawab etika yang melekat pada individu atau kelompok dalam berbagai situasi. Ini mencakup pengenalan kewajiban moral terhadap orang lain, masyarakat, dan bahkan lingkungan [16](#page=16).
### 4.3 Membantu dalam proses membuat keputusan
Proses pengambilan keputusan yang melibatkan pertimbangan etis dapat dibimbing oleh teori etika. Teori-teori ini menawarkan berbagai lensa untuk melihat masalah, memungkinkan pembuatan keputusan yang tidak hanya efisien tetapi juga bermoral [16](#page=16).
> **Tip:** Memahami berbagai teori etika (seperti deontologi, utilitarianisme, dan etika kebajikan) dapat memberikan seperangkat alat yang lebih kaya untuk menganalisis situasi etis dan membuat keputusan yang lebih kuat [16](#page=16).
---
## Common mistakes to avoid
- Review all topics thoroughly before exams
- Pay attention to formulas and key definitions
- Practice with examples provided in each section
- Don't memorize without understanding the underlying concepts
Glossary
| Term | Definition |
|------|------------|
| Teori Etika Klasik | Merujuk pada kerangka pemikiran etika yang berasal dari zaman kuno, yang menekankan pada kebajikan dan pengembangan karakter individu serta tujuan akhir kehidupan manusia. |
| Teori Kebaikan (Aristotle) | Teori etika yang dikembangkan oleh filsuf Yunani kuno, Aristotle, yang berpendapat bahwa tujuan utama kehidupan manusia adalah mencapai kebahagiaan melalui pengembangan kebajikan dan keunggulan karakter. |
| Kebijaksanaan (Aristotle) | Salah satu dari empat kebajikan utama menurut Aristotle, yang merujuk pada kemampuan untuk memahami, bernalar, dan membuat keputusan yang baik, penting untuk mencapai kehidupan yang mulia. |
| Kawalan Kendiri (Aristotle) | Kebajikan yang dikemukakan oleh Aristotle, yang berarti kemampuan untuk mengendalikan hawa nafsu dan keinginan diri, serta mengamalkan kesederhanaan dalam berbagai aspek kehidupan. |
| Keberanian (Aristotle) | Salah satu kebajikan moral utama dalam filsafat Aristotle, yang merupakan titik tengah antara ketakutan yang berlebihan dan kecerobohan, memungkinkan seseorang untuk bertindak dengan berani dalam menghadapi bahaya atau kesulitan. |
| Keadilan (Aristotle) | Kebajikan moral yang dikemukakan oleh Aristotle, yang mencakup perlakuan yang adil dan setara terhadap orang lain, serta keseimbangan dalam hubungan sosial dan distribusi sumber daya. |
| Teori Teleologi | Teori etika yang menilai moralitas suatu tindakan berdasarkan hasil atau konsekuensinya. Suatu tindakan dianggap benar jika menghasilkan kebaikan atau kebahagiaan yang lebih besar. |
| Telos | Kata dalam bahasa Yunani yang berarti "tujuan" atau "akhir". Dalam konteks teori teleologi, "telos" merujuk pada hasil atau konsekuensi dari suatu tindakan yang menentukan moralitasnya. |
| Logos | Kata dalam bahasa Yunani yang berarti "sebab", "keterangan", atau "penjelasan". Dalam teori teleologi, "logos" mengacu pada penalaran atau dasar untuk menilai suatu tindakan berdasarkan tujuannya. |
| Utilitarianisme | Aliran pemikiran dalam teori teleologi yang menyatakan bahwa tindakan yang benar adalah tindakan yang menghasilkan kebahagiaan terbesar bagi jumlah orang terbanyak. |
| Egoisme | Aliran pemikiran dalam teori teleologi yang berpendapat bahwa tindakan yang benar adalah tindakan yang memberikan manfaat atau kebahagiaan terbesar bagi diri individu yang melakukannya. |
| Utilitarianisme Tindakan | Bentuk utilitarianisme yang menilai moralitas setiap tindakan secara individual berdasarkan konsekuensinya. Jika suatu tindakan menghasilkan lebih banyak kebaikan daripada keburukan, maka tindakan itu dibenarkan. |
| Utilitarianisme Peraturan | Bentuk utilitarianisme yang menilai moralitas suatu tindakan berdasarkan apakah tindakan tersebut sesuai dengan aturan umum yang, jika diikuti secara konsisten, akan menghasilkan kebaikan terbesar secara keseluruhan. |
| Teori Deontologi | Teori etika yang menekankan kewajiban dan aturan moral sebagai dasar untuk menentukan moralitas suatu tindakan, terlepas dari konsekuensinya. |
| Deontos | Kata dalam bahasa Yunani yang berarti "wajib" atau "kewajiban". Istilah ini menjadi dasar dari Teori Deontologi, yang berfokus pada tanggung jawab moral seseorang. |
| Teori Keadilan (John Rawls) | Teori yang dikembangkan oleh filsuf John Rawls, yang mengusulkan prinsip-prinsip keadilan sosial yang adil dan setara, di mana institusi sosial harus dirancang untuk tidak meminggirkan kepentingan kelompok manapun. |
| Teori Hak Asasi | Teori etika yang berfokus pada hak-hak fundamental yang dimiliki oleh setiap individu, seperti hak untuk hidup, kebebasan, dan kepemilikan. |
| Locke | John Locke adalah seorang filsuf Inggris yang terkenal dengan konsep etika hak asasi manusia, yang menekankan hak untuk hidup, kebebasan, dan harta benda. |
| Dilema Etika | Situasi sulit di mana seseorang harus memilih antara dua atau lebih pilihan, yang masing-masing memiliki implikasi moral yang bertentangan atau sulit dipertimbangkan. |